-->

Mengajar Ilmu Merupakan Amanah Agama Bukan Sekedar Profesi.

Maqalah Santri - Mengajar Ilmu Merupakan Amanah Agama Bukan Sekedar Profesi

Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin ketika menulis bab Fadilatu Ta'lim, beliau mulai dengan ayat-ayat dan hadis seputar amanah demi menegaskan bahwa mengajar sangat besar pertanggung jawabannya. 




Dewasa ini sulit menemukan pengajar yang memperhatikan sisi ini. Karena menjadi guru saat ini telah dianggap sebuah profesi biasa layaknya dagang, kantoran dll. 
Padahal baik dan buruk generasi umat rasulullah ada di pundak seorang guru. Makanya seorang guru harus serius dan mempersiapkan materi dengan matang, karena waktu pelajar itu sangat mahal. Dan kebutuhan umat islam kepada sosok orang alim terus meningkat dengan zaman yang semakin rusak.

Syekhul Muhadditsin guru kami Ahmad Ma'bad Abdul Karim, terlepas dari luasnya ilmu yang telah beliau miliki sebagai salah seorang Muhaddits paling alim di zaman ini, sebelum mengajar beliau harus tela'ah mempersiapkan dars minimal sehari sebelum pertemuan. Baik belajar di mesjid Azhar maupun di kampus kami sangat merasakan hal itu. Bahkan beliau tidak sekedar persiapan, malah langsung membawa semua sumber yang beliau sebutkan yang kadang sampai 10 kitab besar ke pertemuan. Begitu semangat beliau dalam menjalankan amanah mengajar dan menjaga waktu para pelajar. 

Murid beliau guru kami syekh Aiman Hajar mengatakan bahwa untuk setiap pertemuan dars, beliau selalu mempersiapkannya selama tiga hari. Sehingga di setiap pertemuan beliau benar-benar 100% menguasai materi yang disampaikan hingga tidak ada satu huruf pun dalam kitab yang beliau lewatkan penjelasannya. Diantara kelebihan beliau selalu membantu pelajar dengan mengatakan semua kitab berkaitan dengan tema yang dibaca, baik turats maupun kontemporer.

Guru kami syekh Mustafa Abdunnabi malah lebih kiler lagi, setiap dars yang akan dibaca, beliau telah selesai menulis materi yang akan beliau ajarkan dalam bentuk kitab. Bahkan mayoritas karya beliau semuanya lahir dari persiapan untuk mengajar. Sebut saja Mu'nisul Jalis sebagai karya iconic beliau, merupakan hasil persiapan materi mengajar di madiyafah syekh Ismail Al-A'dawi. Jadi beliau telah selesai menulis karya dan mengajar beliau jadikan kesempatan untuk muraja'ah dan mendiskusikan dengan para murid karya yang telah ditulis.

Guru kami syekh Husam Ramadan, menurut cerita dari para ahbab, beliau dalam mempersiapkan mengajar sampai tidak tidur beberapa hari. Itupun mengurung diri untuk membaca, bahkan sampai menutup telinga agar tidak ada gangguan. Semuanya beliau lakukan demi amanah yang berat ini. 

Ini hanya beberapa contoh juhud masyaikh Azhar dalam menjalankan amanah ta'lim, jika ditulis semuanya tentu akan sangat panjang. Saya melihat keseriusan dalam persiapan inilah salah satu rahasia keilmuan di Azhar masih sangat hidup dan berkualitas hingga detik ini. 

Betapa banyak guru yang baru pertama kali melihat materi ketika sudah bertatapan dengan pelajar, itupun berusaha membaca dan memahami materi hanya dilakukan ketika kegiatan belajar telah berlangsung. Makanya muncul paham yang dibuat-buat atau dikarang sendiri. Syarah pun berbelit-belit selatan, utara, timur dan barat. 
Lalu dengan pede bertanya kepada hadirin , sudah paham ? Hahahaha
Padahal guru sendiri tidak paham.

Diantara efek guru yang tidak matang pemahaman materi adalah :

1. Murid merasa ilmu yang diajarkan sangat susah, berat, bahkan level 'dewa' katanya, karena sang guru biasanya pasti mutar-mutar tanpa arah. 
Padahal yang disyarah hanyalah Idahul Mubham contohnya, kitab dasar dalam ilmu mantiq yang sangat mudah dan simple.

2. Murid jadi lari dan membenci ilmu yang diajarkan layaknya matematika di sekolahan.hahahah
Padahal semua itu efek tidak paham saja. Seperti ilmu mantiq contohnya, jika paham belajarnya akan sangat menyenangkan. Bayangkan saja jika guru paham, dia pasti bisa menyederhanakan bahasa dan penjelasan jika memang muridnya masih pemula.

3. Murid mendapatkan penjelasan yang keliru dan kacau. Ini yang sangat ditakutkan.

4. Waktu murid yang sia-sia dalam masa yang panjang. Padahal sudah bayar uang sekolah mahal. Hahahaha

Jadi yang perlu diperhatikan sebenarnya adalah rasa tanggung jawab bahwa mengajar adalah amanah agama. Tidak ada satu orang pun yang dituntut untuk sempurna, karena manusia adalah tempatnya semua kekurangan. Namun, pintu usaha itu perlu diketuk dan dilalui agar ketika pertanggung jawaban diakhirat kelak kita bisa mengatakan "ya Allah saya telah berjuang sebisanya". 

Makanya kepada teman-teman yang sudah terlanjur mengajar saya selalu mengatakan untuk selalu tela'ah dan bertanya jika ada yang tidak dipahami kepada orang yang lebih alim. Jangan pernah malu untuk bertanya meskipun kepada orang yang lebih kecil. Karena hakikatnya semakin bagus persiapan guru, yang semakin alim sebenarnya dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum murid. Kepada yang masih merasa banyak belum paham ilmu yang diajarkan jangan malu untuk belajar lagi. Hisab di akhirat kelak semuanya akan dipertanggung jawabkan.

Mursyidul Husein
Cairo, 27 DES 2023
loading...

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Mengajar Ilmu Merupakan Amanah Agama Bukan Sekedar Profesi."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel