Tatapan Mata Anies Dan Alis, Cerita Anak Pondok
Terus si Medan pun turut berhadir di tengah-tengah tertawa mereka. Si Yazid dan si Medan yang berpura-pura polos seolah-olah tak terjadi apapun pada diri mereka, duduk santai dengan membawa sebuah kitab yang akan dipelajari pada sore itu.
“Teungku… kita belajar tidak lama lagi Teungku, lebih kurang seminggu lagi Teungku”, ujar si Haikal “yang semangatnya dapat meruntuhkan gunung” kata si Mona sambil diam-diam.
Liburan kali ini kita refreshing kemana Teungku! lanjut si Haikal. Teungku pun berpura-pura tak mendengar ajakan si Haikal.
“Memang ada apa dengan si Yazid dan si medan! Kehadirannya dalam kelas kalian tertawa”, lanjutan Teungku sambil memperhatikan sikap mereka satu persatu.
Teungku… Teungku… jawab si Azmi, “coba Teungku perhatikan si Yazid dan si Medan Teungku”?
“Emang, kenapa dengan keduanya”! Sahut Teungku yang tak tau dengan keadaan keduanya.
Ooooiiiiii oooo ooooiiiiii Medan, Yazid, kening kalian berdua kemana? Sambil senyam-senyum si Yazid dan si Medan saling bertatapan mata yang tanpa alisnya.
Salam perubahan, pemilih kosong satu, pulang kampung untuk memilih, terlambat balik pondok abiiis alis, “demi mu pak Anies, alis pun ku korbankan” ungkap si Aulia.
0 Response to "Tatapan Mata Anies Dan Alis, Cerita Anak Pondok"
Posting Komentar