-->

Menjadi Santri Selamanya

Maqalah Santri - Di kisahkan di Tarim Yaman terdapat suatu pesantren yang bernama “Rubath Tarim”, pesantren ini telah melahirkan puluhan ribu Ulama’ yang tersebar diseluruh dunia. disana para santri diajarkan berbagai macam ilmu, khususnya spesifikasi Ilmu Fiqh sebagai keunggulannya.

Di pesantren itu pula ada seorang santri anggap saja namanya “Fulan”, si Fulan ini merupakan seorang santri yang sangat cerdas, kuat hafalannya, tangkas dan rajin hingga dikatakan bahwa ia menjadi santri yang sudah mencapai derajat Mufti saking pintarnya. ia juga hafal semua mas’alah fiqhiyah yang terdapat dalam kitab “Tuhtatul Muhtaj” sebuah kitab yang tebalnya 13 tiga belas jilid.

Kesehariannya di pesantren, si Fulan ini disukai oleh teman temannya sebab ia dibutuhkan oleh rekannya untuk menjelaskan pelajaran yang belum difahami serta mengajar kitab kitab lainnya. 13 tahun menjadi santri Rubath Tarim tentu saja hampir dipastikan kapasitasnya ia termasuk Ulama’ besar. Namanya pun tersohor hingga keluar pesantren bahwa ia termasuk calon Ulama besar yang akan muncul berikutnya.

Hingga akhirnya Syetan mengelabuhi si fulan, iapun merasa orang yang paling Alim, bahkan ia merasa kualitas dirinya sejajar dengan kealiman guru besarnya. Tidak cukup sampai disitu, kesombongan itu berlanjut hingga ia berani memanggil gurunya dengan namanya saja; “Ya Abdullah / Duhai Abdullah”!!!. Dimata para Ahli ilmu hal ini sungguh ini tindakan yang sangat sangat tercela dan kesombongan yang nyata.

Melihat kesombongan si fulan, Al Habib Abdullah As Syatiri sabar dan memilih diam saja. Syidi Syeikh Muhammad bin Ali Ba’atiyah mengatakan; “Diamnya seorang guru saat muridnya tidak sopan pada gurunya tetap akan mendapatkan Adzab dari Allah s.w.t.”

Kesombongan itupun berlanjut, si fulan pada suatu hari akan keluar dari Rubath Tarim untuk menuju kota Mukalla untuk berdakwah. Iapun keluar dari pesantren begitu saja tanpa izin kepada Al Habib Abdullah As Syatiri, hingga pada saat “Madras Ribath” sebutan untuk pengajian rutinan di rubath tarim, Habib Abdullah menanyakan perihal keberadaan si fulan yang biasanya duduk di depan namun tidak Nampak kelihatan;

“kemanakah si fulan???”, sebagian murid yang mengetahui menjawab “si fulan sedang berdakwah ke kota Mukalla”, habib berkata “apakah dia izin kepadaku??”, sontak murid yang lain diam saja. Dan Habib Abdullah kemudian berkata “baiklah, kalau begitu biarkan si fulan pergi akan tetapi ilmunya tetap disini!!!.”

Di sisi lain di kota Mukalla Yaman, para ahli ilmu dan tholib ilim yang mendengar bahwa si fulan santri senior rubath tarim akan mengisi ceramah di Masjid Bazar’ah merekapun berbondong-bondong datang, mereka pun mempersilahkan si fulan untuk memberikan ceramahnya.

Dayah Ulee Titi


Si fulan naik kemimbar dan memulai isi ceramahnya, ia memulai dengan basmalah, hamdalah, sholawat kepada nabi amma ba’du. Kemudian ia membaca sebuah ayat dan ingin menjelaskan ayat ini. namun ternyata dia terdiam!!!, kebingungan. Iapun terus berusaha mengingat ilmunya namun tak bisa, ia menoleh ke kanan dan kiri tetap saja begitu, hingga hampir sepuluhh menit dia terdiam dihadapan jama’ah di hadapannya. Hingga akhirnya dia duduk menangis karena semua ilmu yang pernah ia hafal hilang seketika!!!.

Jama’ah yang melihatnya kaget melihat hal itu, salah satu ahli ilmu di kota Mukalla mengerti bahwa pasti ada sesuatu yang tidak beres dari si fulan. Ia pun bertanya pada si fulan, setelah mendengar penjelasannya, si ahli ilmu menasehati agar ia (si fulan) minta maaf pada sang maha guru.

Dayah Ulee Titi


Memang sudah dikuasai oleh syetan, iapun enggan untuk tawadlu’ dan minta maaf pada sang guru. Hidupnya pun bertambah tragis, tanpa ada keluarga yang mau menerimanya tanpa teman yang peduli pada nasibnya. Hingga ia hidup dalam keadaan sangat miskin di pinggiran kota Mukalla dan sehari hari menjadi penjual Arang di dekat kuburan Ya’qub.

Hingga akhir hayatnya ia hidup dalam keadaan miskin bahkan untuk sebuah kafan pun ia tak punya dan di beri sedekah oleh tetangganya. Innalillahi wa inna ilaihi Raji'un.

Sumber Telegram: Kalam Alfaqirah (كلام الفقيرة)
loading...

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Menjadi Santri Selamanya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel