Kemuliaan Nabi Muhammad Sebelum Menjadi Nabi
Maqalah santri - Anugerah pertama yang dikaruniakan Allah swt. ialah keberkahan- keberkahan yang dilimpahkan kepada keluarga Halimah tempat Muhammad disusukan. Padahal sebelum kedatangan Muhammad di tengah keluarga mereka, mereka hidup dalam keadaan serba kekurangan. Ketika Muhammad berada di tengah-tengah mereka rezeki mereka berlimpah yang datang dari ternak gembalaan mereka. Lagi pula, sebelum itu air susu Halimah kering, tetapi setelah ia menerima Muhammad sebagai anak yang akan disusukannya, tiba-tiba air susunya mengalir secara berlimpah. Sehubungan dengan kemuliaan yang dianugerahkan Allah kepada Muhammad ini seorang penyair shufi bernama Al-Bushairi dengan mengatakan dalam qashidah Hamziyahnya:
Bilamana Tuhan menundukkan orang-orang orang yang berbahaagia, maka sesungguhnya mereka adalah orang- orang yang berbahagia.
Ulee Titi |
Di antara irhash (pertanda kenabian) yang dilimpahkan Allah kepada Muhammad ialah dijinakkan-Nya mega untuk Muhammad sewaktu dia mengadakan perjalanan niaga ke negeri Syam. Mega selalu menaunginya dari sengatan sinar matahari musim panas. Hal itu hanya dialami oleh dia sendiri, dan tidak ada seorang pun di antara rombongan kafilahnya yang ternaungi. Demikianlah diceritakan oleh Maisarah, pembantu Siti Khadijah, yang mendampinginya dalam perjalanan tersebut. Hal inilah yang mendorong Siti Khadijah berani melamar Muhammad untuk menjadi suaminya. Siti Khadijah merasa yakin bahwa Muhammad akan memiliki perkara yang agung di masa mendatang. Tatkala berita kenabian sampai kepadanya, ia adalah orang pertama yang beriman kepada Rasulullah saw. Dalam hal ini Siti Khadijah secara spontan menampakkan reaksi keimanannya terhadap Nabi saw. tanpa menunggu-nunggu pertanda kenabian lainnya seperti akhlak akhlak yang dimiliki oleh nabi dan mukiizat-mukjizat lain yang pernah didengarnya.
Di antara anugerah lain yang dilimpahkan Allah kepada Rasulullah saw, ialah batu batuan dan pohon-pohon dapat mengucapkan salam kepadanya. Bilamana Rasulullah bermaksud buang hajat (buang air besar), dia pergi jauh hingga bangunan kota Makkah tidak kelihatan, lalu dia mencari tempat di lereng bukit atau lembah yang sepi guna buang hajat. Pada saat itu tiada sebuah batu dan pohon pun yang dilewatinya yang tidak mengucapkan, "Ash-shalatu was-salamu Alaika ya Rasulullah (Semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada dirimu, hai Rasulullah)" Pada saat yang sama dia menengok ke kiri dan ke kanan serta ke belakang untuk mengetahui siapa yang mengucapkannya, tetapi dia tidak melihat seorang pun.
Hal ini diceritakan Rasulullah saw. sendiri sewaktu dia menceritakan kejadian-kejadian yang telah dialaminya. Tidaklah aneh karena Allah swt. telah menundukkan benda-benda mati kepada para nabi sebelumnya, yaitu seperti yang pernah dilakukan Allah terhadap tongkat Nabi Musa a s. Tongkat Nabi Musa dapat menelan bulat-bulat semua tipu muslihat yang dibuat oleh para ahli sihir raja Fir'aun sesudan tongkat tersebut beralih rupa menjadi ular besar, setelah itu ular tersebut menjadi tongkat kembali seperti semula.
Kemudian, tatkala Nabi Musa memukulkan tongkat tersebut ke sebuah batu besar, memancarlah dari batu tersebut sebanyak dua belas buah mata air sehingga masing-masing puak Bani Israil mendapat bagian satu mata air untuk minum mereka. Demikian pula terhadap para nabi lainnya, telah menundukkan untuk mereka berbagai macam benda mati sesuai dengan kehendakya supaya orang-orang yang berakal mengerti akan kebesaran kedudukan mereka dan pentingnya fungsi mereka.
Hal ini diceritakan Rasulullah saw. sendiri sewaktu dia menceritakan kejadian-kejadian yang telah dialaminya. Tidaklah aneh karena Allah swt. telah menundukkan benda-benda mati kepada para nabi sebelumnya, yaitu seperti yang pernah dilakukan Allah terhadap tongkat Nabi Musa a s. Tongkat Nabi Musa dapat menelan bulat-bulat semua tipu muslihat yang dibuat oleh para ahli sihir raja Fir'aun sesudan tongkat tersebut beralih rupa menjadi ular besar, setelah itu ular tersebut menjadi tongkat kembali seperti semula.
Kemudian, tatkala Nabi Musa memukulkan tongkat tersebut ke sebuah batu besar, memancarlah dari batu tersebut sebanyak dua belas buah mata air sehingga masing-masing puak Bani Israil mendapat bagian satu mata air untuk minum mereka. Demikian pula terhadap para nabi lainnya, telah menundukkan untuk mereka berbagai macam benda mati sesuai dengan kehendakya supaya orang-orang yang berakal mengerti akan kebesaran kedudukan mereka dan pentingnya fungsi mereka.
loading...