Istighal Dalam Ilmu Nahwu
Maqalah Santri - Surah istighal dalam ilmu nahwu merupakan termasuk salah satu pembahasan yang sukar / payah untuk di mengerti oleh penuntut ilmu nahwu. Kepayahan untuk di mengerti surah istighal terutama bagi mereka yang baru memulai belajar ilmu nahwu. Sedangkan bagi sebagian pelajar yang sudah pro, ataupun semangat mereka belajar yang sudah luar biasa memahami bab istighal adalah hal yang biasa saja.
Namun demikian kami ingin mencoba berbagi sedikit tentang pembahasan istighal dalam postingan ini semoga menjadi bermanfaat bagi kami terutamanya dan umumnya bagi kalian semuanya.
Surah istighal merupakan salah satu dari pembahasan isim-isim yang mansub dalam ilmu nahwu. Baiklah, bagaimana sebenarnya istighal! Dan ada berapa bagian surah istighal! Makna istighal menurut bahasa adalah bimbang, layaknya seperti aku bimbang memilih kamu atau dia?...ahhhhhhhh bisa ajaaaaaa.
وحقيقته أن يتقدم اسم ويتأخر عنه فعل أو وصف مشتغل بالعمل في ضمير الاسم السابق أو في ملابسه عن العمل في الاسم السابق نحو: زيداً اضربه، وزيدا أنا ضاربه الآن أو غداً، وزيداً ضربت غلامه، وقوله تعالى: {وَكُلَّ إِنسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَآئِرَهُ فِي عُنُقِهِ} (١٣) سورة الإسراء؛ فالنصب في ذلك كله بمحذوف وجوباً يفسره ما بعده والتقدير: اضر زيداً اضربه؛ أنا ضارب زيداً أنا ضاربه، أهنت زيداً ضربت غلامه، وألزمنا كل إنسان ألزمناه.
Surah istighal dalam ilmu nahwu yang tercantum dalam kitab kawakib durriyah. Pembahasan lebih kurang begini terbagi menjadi beberapa bagian:
أن يتقدم اسم ويتأخر عنه فعل مشتغل بالعمل في ضمير الاسم السابق عن العمل في الاسم السابق نحو زيداً اضربه
1. Terdahulu isim terakhir fiel yang berbimbang fiel dengan beramal pada zamir isim yang terdahulu dari pada amal pada isim yang terdahulu.
Contohnya:
زيداً اضربْه
Maka isim yang terdahulu pada contoh tersebut adalah زيداً, terakhir fiel yaitu ْاضرب. Yang berbimbang fiel (اضرب) apakah beramal (menasapkan) kalimat هُ atau isim yang terdahulu yaitu زيداً.
أن يتقدم اسم ويتأخر عنه وصف مشتغل بالعمل في ضمير الاسم السابق عن العمل في الاسم السابق نحو زيدا أنا ضاربه الآن أو غداً
2. Terdahulu isim terakhir washaf yang berbimbang washaf dengan beramal pada zamir isim yang terdahulu dari pada amal pada isim yang terdahulu.
Contohnya:
زيدا أنا ضاربه الآن أو غداً
Maka isim yang terdahulu pada contoh tersebut adalah زيداً, terakhir washaf yaitu ضارب Yang berbimbang washaf (ضارب) apakah beramal (menasapkan) kalimat هُ atau isim yang terdahulu yaitu زيداً
أن يتقدم اسم ويتأخر عنه فعل مشتغل بالعمل في ملابسه عن العمل في الاسم السابق نحو زيداً ضربت غلامه
3. Terdahulu isim terakhir fiel yang berbimbang fiel dengan beramal pada yang bersepakaian zamir (kalimat yang ada zamir) dari pada amal pada isim yang terdahulu.
Contohnya:
زيداً ضربت غلامه
Maka isim yang terdahulu pada contoh tersebut adalah زيداً, terakhir fiel yaitu ْضربت. Yang berbimbang fiel (ضربت) apakah beramal (menasapkan) kalimat غلام (yang ada zamir yaitu ه) atau isim yang terdahulu yaitu زيداً
أن يتقدم اسم ويتأخر عنه وصف مشتغل بالعمل في ملابسه عن العمل في الاسم السابق نحو زيداً أنا ضارب غلامه الان أو غداً
4. Terdahulu isim terakhir washaf yang berbimbang washaf dengan beramal pada yang bersepakaian zamir (kalimat yang ada zamir) dari pada amal pada isim yang terdahulu.
Contohnya:
زيداً أنا ضارب غلامه الان أو غداً
Maka isim yang terdahulu pada contoh tersebut adalah زيداً, terakhir washaf yaitu ضارب. Yang berbimbang washaf (ضارب) apakah beramal (menasapkan) kalimat غلام (yang ada zamir yaitu ه) atau isim yang terdahulu yaitu زيداً.
Demikianlah intisari dari pembahasan istighal dalam ilmu nahwu yang dapat kami uraikan berdasarkan kitab kawakib durriyah juz ya kedua. Mohon kiranya di koreksi apabila ada kesalahan dalam teknis kami menulis. Maklum masih mubtadi baharu belajar.
Bergabung bersama kami di channel Telegram berbagi kitab-kitab ala Pesantren Salafi klik disini.
0 Response to "Istighal Dalam Ilmu Nahwu "
Posting Komentar