Perkataan Kubur Bagi Mayit
Maqalah Santri: Perkataan orang-orang yang meninggal itu adakalanya dengan lisan perkataan (lisanul-maqal) atau dengan lisan keadaan (lisanul.hal) yang lebih terang pada pemahaman orang-orang yang meninggal, dari lisan perkataan pada pemahaman orang-orang hidup. Rasulullah saw. bersabda: "Kubur itu berkata kepada mait, ketika ia diletakkan di dalamnya: "Kasihan engkau, hai anak Adam! Apakah yang memperdayakan engkau dengan aku?
Apakah engkau tidak tahu, bahwa aku itu rumah fitnah, rumah gelap, rumah sendirian dan rumah ulat? Apakah yang memperdayakan engkau dengan aku, karena engkau melalui kepadaku dengan sikap fadz-dzadz." Maka kalau dia itu orang yang memperbaiki keadaan, niscaya yang menjawab di kuburan bertanya kepadanya: "Adakah engkau melihat bahwa ada dia itu menyuruh dengan ma'ruf dan melarang dari munkar?" Lalu kubur itu berkata: "Jadi, aku akan memalingkan kepadanya yang warna hijau dan jasadnya kembali menjadi nur dan nyawanya naik kepada Allah Ta'ala..
Sumber: Ihya Ulumuddin
Apakah engkau tidak tahu, bahwa aku itu rumah fitnah, rumah gelap, rumah sendirian dan rumah ulat? Apakah yang memperdayakan engkau dengan aku, karena engkau melalui kepadaku dengan sikap fadz-dzadz." Maka kalau dia itu orang yang memperbaiki keadaan, niscaya yang menjawab di kuburan bertanya kepadanya: "Adakah engkau melihat bahwa ada dia itu menyuruh dengan ma'ruf dan melarang dari munkar?" Lalu kubur itu berkata: "Jadi, aku akan memalingkan kepadanya yang warna hijau dan jasadnya kembali menjadi nur dan nyawanya naik kepada Allah Ta'ala..
Sikap fadz dzadz itu, ialah maju selangkah dan mundur selangkah (sikap ragu). Begitulah ditafsirkan oleh perawi perkataan fadz-dzadz pada hadits itu.
Ubaid bin Umair Al-Laitsi berkata: "Tiadalah dari seorang mait yang meninggal, melainkan ia dipanggil oleh lobangnya, yang dikuburkan dia di dalamnya. Aku rumah kegelapan, sendirian dan tersendiri. Jikalau adalah engkau dalam hidup engkau itu tha'at kepada Allah, niscaya adalah engkau pada hari ini rahmat kepada engkau. Dan jikalau ada engkau itu maksiat, maka aku pada hari ini siksaan kepada engkau. Akulah, yang siapa masuk kepadaku, yang tha'at, niscaya ia keluar yang bergembira. Dan siapa yang masuk kepadaku, yang maksiat, niscaya ia keluar yang berduka-cita."
Muhammad bin Shubaih berkata: "Sampai kepada kami, bahwa seseorang apabila diletakkan dalam kuburnya, lalu diazabkan. Atau menimpakannya oleh sebahagian yang tiada disukainya. Ia dipanggilkan oleh tetangganya dari orang-orang meninggal: "Hai orang yang terkebelakang dalam dunia, sesudah saudara-saudaranya dan tetangganya! Apakah ada bagi engkau memperoleh ibarat pada kami? Apakah ada bagi engkau pada terdahulunya kami memperoleh pikiran bagi engkau? Adakah tidak engkau melihat terputusnya amalan kami dari kami dan engkau itu masih ada tempo? Mengapa tidak engkau memperoleh kembali apa yang telah luput bagi saudara-saudara engkau?"
Dan ia dipanggil oleh tempat-tempat di bumi: "Hai orang yang tertipu dengan zahiriah duniawi! Mengapa engkau tidak mengambil ibarat dengan orang yang telah tiada lagi dari keluarga engkau, dalam perut bumi, dari orang yang ditipu oleh dunia sebelum engkau. Kemudian, mendahului ajalnya ke kubur. Dan engkau melihatnya dibawa orang, yang hoyong kekasih kekasihnya, ke tempat yang tidak boleh tidak baginya daripadanya." Yazid Ar-Raqqasyi berkata: "Sampai kepadaku, bahwa mait apabila di letakkan dalam kuburnya, niscaya larilah daripadanya amalan-amalannya.
Kemudian, amalan-amalan itu ditakdirkan oleh Allah dapat berbicara. Maka ia berkata: "Hai hamba yang sendirian dalam lobangnya! Telah terputus dari engkau, segala teman dan keluarga. Maka tiadalah yang menjinakkan hati bagi engkau pada hari ini, selain kami."
Ka'ab berkata: "Apabila diletakkan hamba yang shalih dalam kubur, niscaya larilah daripadanya amalan-amalannya yang shalih, yaitu: shalat, puasa, hajji, jihad dan sedekah.'' Ka'ab mengatakan lagi: "Maka datanglah malaikat azab dari pihak dua kakinya. Maka berkatalah shalat: "Kepada kamu daripadanya. Maka tiada jalan bagi kamu atasnya. Telah lamalah dengan aku berdiri karena Allah atas kedua kakinya."
Lalu mereka datang kepadanya dari pihak kepalanya. Maka berkata puasa: "Tiada jalan bagi kamu atasnya. Maka telah lamalah hausnya karena Allah dalam negeri dunia. Maka tiada jalan bagi kamu atasnya."
Lalu mereka datang kepadanya dari pihak jasadnya. Lalu berkatalah hajji dan jihad: "Kepada kamu dari padanya. Ia telah memayahkan dirinya dan meletihkan badannya, mengerjakan hajji dan berjihad karena Allah. Maka tiada jalan bagi kamu atasnya.
Ka'ab menerangkan lagi: "Lalu mereka datang kepadanya dari pihak dua tangannya. Lalu berkata sedekah: "Cegahlah dari temanku! Maka berapa banyak sedekah yang keluar dari dua tangan ini. Sehingga jatuh ia dalam Tangan Allah Ta'ala karena mencari WajahNya. Maka tiada jalan bagi kamu atasnya."
Ka'ab menerangkan: "Lalu dikatakan kepada hamba yang shalih itu: "Senanglah! Baiklah engkau hidup dan baiklah engkau meninggal!"
Ka'ab menerangkan: "Dan datanglah kepada hamba yang shalih itu malaikat rahmat. Lalu malaikat rahmat itu membentangkan baginya tikar dari sorga dan selimut dari sorga. Dan dilapangkan baginya dalam kuburnya sepanjang penglihatannya. Dan didatangkan dengan lentera dari sorga. Lalu ia memperoleh cahaya dengan nurnya, sampai kepada hari ia dibangkitkan oleh Allah dari kuburnya.
Abdullah bin Ubaid bin Umair mengatakan tentang janazah: "Sampai kepadaku bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bahwa mait itu duduk dan ia mendengar langkah pengunjungnya. Maka tiada berkata-kata dengan mait itu sesuatu, selain kuburnya yang mengatakan: "Kasihan engkau hai anak Adam! Adakah tidak engkau telah diperingatkan dengan aku dan diperingatkan engkau akan sempitku, busukku, huru-haraku dan ulatku? Maka apakah yang engkau sediakan bagiku?"
Sumber: Ihya Ulumuddin
loading...
0 Response to "Perkataan Kubur Bagi Mayit"
Posting Komentar