-->

Cara Berwudhu Yang Benar Di lengkapi dengan Doa


     Pertama Ucapkanlah:
بسم الله الرحمان الرحيم.
Jika engkau ucapkan:  Bismillah, maka itu sudah cukup. Jika engkau lupa mengucapkan basmalah di awal wudu, maka bacalah ditengahnya. Namun jika sudah selesai engkau baru ingat, maka janganlah membacanya, karena bukan pada tempatnya.

     Setelah itu ucapkanlah:

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِى جَعَلَ الْمَاءَ طَهُوْرًا    

     “Segala puji bagi Allah yang menjadikan air ini suci.”

     Dalam Al-Adzkar disebutkan:

رَبِّ اَعُوْذُبِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَاَعُوْذُبِكَ رَبِّ اَنْ      يَحْضُرُوْنَ

     “Ya Tuhanku. Aku berlindung kepada-Mu dan bisikan-bisikan setan dan aku berlindung kepada-Mu dad kehadiran mereka kepadaku.

     Kemudian basuhlah kedua telapak tanganmu tiga kali, dan sebelum memasukkan tanganmu ke dalam bejana ucapkanlah:

اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ الْيُمْنَ وَالبَرَكَةَ وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ الشُّؤْمِ وَالهَلَكَةِ

     “Ya Allah, aku mohon kepada-Mu keberuntungan dan keberkahan serta benlindung kepada-Mu dari kesialan dan kebinasaan.”

     Atau ucapkanlah seperti yang dinukil dan Ar-Ramli, yaitu:

اَللّٰهُمَّ احْفَظْ يَدَيَّ مِنْ مَعَاصِيْكَ كُلِّهَا

     “Ya Allah, jagalah kedua tanganku dan seluruh kedurhakaan terhadap-Mu.”

     Kemudian niatkanlah untuk menghilangkan hadast atau mengerjakan shalat. Pertahankan niat ini hingga membasuh muka. Tidaklah mengapa bila niat menghilangkan hadast dilakukan sejak awal pembasuhan kedua telapak tangan, meskipun sunah-sunah yang sebelumnya tidak menghilangkan hadast. Sebab sunah-sunah dalam setiap ibadah masuk dalam niatnya sebagai tambahan. Maka makna menghilangkan hadast adalah bertujuan menghilangkannya dengan semua amalan wudu sedang ia menghilangkan hadast secara pasti. Demikianlah disebutkan dalam Haasyiyah A1-Iqna’. Janganlah melupakan niatmu sebelum membasuh muka sehingga wudumu tidak sah.
Kemudian ambillah air dengan tanganmu dan berkumurlah tiga kalihingga ke ujung tenggorokan. Kecuali engkau sedang puasa, maka berkumurlah dengan lembut supaya tidak membata1kan puasamu, sambil mengucapkan:

اَللّٰهُمَّ اَعِنِّى عَلٰى تِلَاوَةِ كِتَابِكَ وَكَثْرَةِ الذِّكْرِ لَكَ

     “Ya Allah, tolonglah aku untuk membaca kitab-Mu dan banyak mengingat-Mu.”
Atau sebagaimana disebutkan dalam A1-Adzkar, yaitu :

اَللّٰهُمَّ اسْقِنِى مِنْ حَوْضِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَأْسًا لَا اَظْمَأُ بَعْدَهُ اَبَدًا
     “Ya Allah, benilah aku minum dan telaga nabi-Mu segelas sehingga aku tidak haus untuk selama-lamanya.”

     Atau mengucapkan:
     
اَللّٰهُمَّ اَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ

     “Ya Allah tolonglah aku dalam mengingat-Mu dan mensyukuni-Mu.”

     Kemudian ambillah air untuk membasuh hidungmu dan hiruplah air tiga.kali, kecuali dalam keadaan.puasa, dan keluarkanlah air dan kotoran di hidung dengan jari kelingking kirimu, sambil mengucapkan di waktu beristinsyaq:

اَللّٰهُمَّ اَوْجِدْلِى رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَاَنْتَ عَنِّى رَاضٍ

     “Ya Allah, berilah aku ban surga sedang Engkau ridha kepadaku.”
Dalam Al-Adzkar disebutkan:

اَللّٰهُمَّ لَاتَحْرِمْنِى رَائِحَةَ نَعِيْمَكَ وَجَنَّاتِكَ

     “Ya Allah, janganlah Engkau haramkan aku bau kenikmatan dan surga-Mu.”
Di waktu mengeluarkan air dan hidung ucapkanlah:

اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُبِكَ مِنْ رَوَائِحِ النَّارِ وَسُوْءِ الدَّارِ

     “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari bau api neraka dan tempat tinggal yang buruk.”

     Kemudian ambillah air untuk mukamu dan basuhlah dan dahi hingga dagu, dan dari batas telinga hingga telinga yang lain melebar. Usapkanlah air ke rambut di tepi kepala, yaitu bagian antara ujung telinga hingga sudut dahi. Usapkan pula air ke tempat-tempat tumbuh rambut yang empat, yaitu alis, kumis, bulu mata dan jambang serta wajib mengusapkan air ke tempat tumbuh jenggot yang tipis, bukan yang lebat.

     Ketika membasuh muka ucapakanlah:
اَللّٰهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِى بِنُوْرِكَ يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهُ اَوْلِيَائِكَ وَلَاتُسَوِّدْ وَجْهِى بِظُلُمَاتِكَ يَوْمَ تَسْوَدٌ وُجُوْهُ اَعْدائِكَ
“Ya Allah, putihkan wajahku dengan cahaya-Mu ketika wajah-wajah para wali-Mu menjadi putih. Dan Janganlah Engkau hitamkan wajahku dengan kegelapan-Mu ketika wajah-wajah para musuh-Mu menjadi hitam.”

     Lebih ringkasnya:

اَللّٰهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِى يَوْمَ تَبْيَضٌ وُجُوْهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوْهٌ

     “Ya Allah, putihkanlah wajahku ketika wajali-wajak menjadi putih dan wajah-wajah menjadi hitam.”

     Renggangkanlah sela-sela jenggot yang lebat sebelum membasuh muka sebagaimana dikatakan oleh Athiyyah menurut Al-Inani, kecuali bila engkau dalam keadaan ihram. Maka janganlah melakukanya supaya rambutnya tidak tercabut. Ini pendapat Ar-Ramli dan diikuti oleh Ibnu Qasim, Az-Ziyadi dan Asy-Syabramalsi.

     Kemudian basuhlah kedua tanganmu dan ujung jari sampai ke siku, dimulai dengan tangan kanan kemudian tangan kiri karena perhiasan di surga mencapai tempat-tempat wudu. Gerakkan cincin dan renggangkanlah sebelum membasuh jani-jarimu.

     Ketika mulai membasuh tangan kanan, ucapkan:

اَللّٰهُمَّ اَعْطِنِى كِتَابِى بِيَمِيْنِى وَحَاسِبْنِى حِسَابًا يَسِيْرًا

     “Ya Allah, berilah kitabku dengan tangan kananku dan hisablah aku dengan hisab yang ringan.”

     Dan ketika membasuh tangan kiri, ucapkan:

اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُبِكَ اَنْ تُعْطِيَنِى كِتَابِى بِشِمَالِى اَوْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِى

     “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu agar jangan Engkau berikan kitabku dengan tangan kiriku atau dari belakang punggungku.”

     Kemudian usaplah kepalamu setelah membasuh kedua tanganmu dengan merapatkan telapak tangan kanan dan kirimu dan depan kepala sambil menggerakkan kedua tangan ke belakang, lalu mengembalikan ke depan supaya air mengenai seluruh kepala. Ini adalah sekali, lakukan hal tersebut tiga kali, begitu pula terhadap anggota-anggota yang lain. Dan ucapkanlah:

اَللّٰهُمَّ غَشِّنِى بِرَحْمَتِكَ وَاَنْزِلْ عَلَيَّ مِنْ بَرَكَاتِكَ وَاَظِلَّنِّى تَحْتَ ظِلِّ عَرْشِكَ يَوْمَ لَا ظِلَّ اِلَّا ظِلُّكَ

     “Ya Allah, penuhilah aku dengan rahmat-Mu dan turunkan kepadaku dad berkah-Mu dan naungilah aku di bawah naungan Arsy-Mu pada hari tiada naungan, kecuali naungan-Mu.”

     Dalam Al-Adzkar disebutkan pula:

اَللّٰهُمَّ حَرِّمْ شَعْرِى وَبِشْرِى عَلَى النَّارِ وَاَظِلَّنِى تَحْتَ عَرْشِكَ يَوْمَ لَا ظِلَّ اِلَّا ظِلُّكَ

     “.Ya Allah, haramkan rambut dan kulitku atas api neraka dan naungilah aku dibawah Arsy-Mu pada hari tiada naungan selain naungan-Mu.”

     Kemudian usaplah kedua telingamu bagian luar dan dalamnya dengan air baru. Masukkan kedua ujung jari telunjukmu ke dalam telinga dan usapkanlah bagian luar telingamu dengan kedua ibu jarimu.
Wajah adalah anggota tubuh termulia, tetapi terdapat lubang-lubang yang isinya pahit seperti kotoran kedua telinga dan sebagiannya asin seperti air mata, sebagiannya asam seperti yang terdapat dalam hidung, dan sebagiannya tawar seperti air ludah. Jumlah lubangnya ada enam, yaitu kedua mata, kedua telinga, mulut dan hidung. Demikianlah dikatakan oleh Asy-Syeikh Athiyyah.

     Ketika membasuh telinga ucapkanlah:

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ اَحْسَنَهُ. اَللّٰهُمَّ اَسْمِعنِى مُنَادِيَ الْجَنَّةِ فِى الْجَنَّةِ مَعَ الْاَبْرَارِ

     “Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mendengarkan perkataan dan mengikuti yang terbaik darinya. Ya Allah, perdengarkanlah kepadaku seruan juru azdan di surga bersama orang-orang yang berbakti.”

     Kemudian usaplah tengkukmu sambil mengucapkan:

اَللّٰهُمَّ فُكَّ رَقَبَتِى مِنَ النَّارِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ السَّلَاسِلِ وَالْاَغْلَالِ

     “Ya Allah, lepaskanlah batang leherku dan api neraka dan aku berlindung kepada-Mu dan ikatan rantai dan belenggu.”

     Menurut An-Nawawi: “Mengusap tengkuk adalah bid’ah, karena tidak disunahkan, dinukil dari Syarah Ar-Raudh.”
Kemudian basuhlah kedua kakimu dari atas mata kaki hingga tumit. Renggangkan jari-jari kakimu dengan memasukkan jari-jari tanganmu dari bawah dan usaplah mulai dari kelingking kanan hingga berakhir pada kelingking kiri sambil mengucapkan:

اَللّٰهُمَّ ثَبِّتْ قَدَمِى عَلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ مَعَ اَقْدَامِ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ

     “Ya Allah, teguhkanlah telapak kakiku di atas jalan yang lurus bersama kaki-kaki para hamba-Mu yang shalih.”

     Dan ketika membasuh kaki kiri, ucapkan :

اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُبِكَ اَنْ تَزِلَّ قَدَمِى عَلَى الصِّرَاطِ فِى النَّارِ يَوْمَ تَزِلُّ اَقْدَامُ الْمُنَافِقِيْنَ

     “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu agar kakiku tidak tergelincir di atas shirot ke dalam api neraka bersama kaum munajik.”

     Dalam A1-Adzkar disebutkan oleh An-Nawawi; ketika membasuh kedua kaki bacalah: “Allahumma tsabbit qadamii ‘alaa ash-shirot (Ya Allah, teguhkan kakiku di atas shirot).”

     Siramkanlah air hingga mencapai tengah kaki dan ulangi tiga kali dalam semua perbuatanmu. Adapun doa ketika membasuh anggota tubuh, An-nawawi mengatakan: tidak ada sesuatu keterangan dan Nabi mengenai hal itu. Akan tetapi semua itu adalah doa-doa yang diriwayatkan dari para salaf yang shalih. Ada yang menambah dan ada yang menguranginya.

     Ibnu Hajar berkata: Hal itu diriwayatkan dari jalan-jalan yang tidak kosong dari dusta. Akan tetapi Al-Mahalil dan Ar-Ramli Al-Kabir dan Ash-Shaghir menyukainya karena hal itu disebutkan dalam Tanikh Ibnu Hibban dan lainnya, meskipun dha’if, karena hadis dha’if diamalkan mengenai amalan-amalan utama. Syarat mengamalkan hadis dha’if adalah bilamana tidak sangat lemah masuk di bawah asal umum serta termasuk dalam ibadat.
Apabila selesai berwudu, arahkan pandanganmu ke langit dan menghadaplah ke kiblat dengan dadamu, karena langit adalah kiblat doa, dan kebutuhan-kebutuhan manusia berada dalam perbendaharaan di bawah Arsy. Ulurkan kedua tanganmu dan mohonlah semua kebutuhanmu, karena Ka’bah adalah arah termulia. Dan katakanlah:
اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سُبْحَانَكَ اَللّٰهُمَّ وَبِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اَنْتَ عَلِمْتُ سُوْءًا وَظَلَمْتُ نَفْسِى. اَشْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ فَاغْفِرْلِى وَاتُبْ عَلَيَّ اِنَّكَ اِنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ وَاجْعَلنِى مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ. وَاجْعَلنِى صَبُوْرًا شَكُوْرًا وَاجْعَلْنِى اَذْكُرْكَ ذِكْرًا كَثِيْرًا وَاُسَبِّحُكَ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan memuji-Mu, Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau. Aku berbuat keburukan dan menganiaya diriku. Aku mohon ampun dan bertobat kepada-Mu, maka ampunilah dosaku dan terimalah tobatku. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersuci dan jadikanlah aku termasuk hamba -hamba-Mu yang salih. Jadikanlah aku seorang yang penyabar dan sangat bersyukur dan jadikanlah aku sering mengingat-Mu dan bertasbih kepada-Mu pagi dan petang.”

     Setelah itu ucapkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad serta para sahabatnya. Lebih disukai jika doa itu dibaca tiga kali.

     Barangsiapa membaca doa-doa yang diriwayatkan oleh Muslim, Tirmidzi dan Al-Hakim ketika selesai berwudu, maka keluarlah dosa-dosanya semua dari anggota tubuhnya dan dicatat di atas wudunya pahalanya, dan dilindungi pelakunya dari kesia-siaan amal serta diangkat wudunya hingga mencapai bawah Arsy. Wudu tersebut terus bertasbih kepada Allah dan menyucikan-Nya serta ditulis pahala itu baginya sampai hari kiamat. Hal tersebut berulang setiap kali ia berwudu. Apabila ia mengucapkannya tiga kali sesudah wudu, maka ditulis tiga kali. Hal itu tidaklah sulit bagi Allah.

     Kemudian bacalah surah Al-Qadr tiga kali, karena siapa yang membacanya sekali sesudah berwudu, maka ia termasuk golongan shiddiqin. Siapa yang membacanya dua kali, ia dicatat dalam diwan para syuhada dan siapa yang membacanya tiga kali, maka Allah menghimpunnya bersama para nabi sebagaimana disebutkan dalam hadis. Setelah membaca surah itu disunahkan membaca:

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِى ذَنْبِى وَوَسِّعْ لِى فِى دَارِى وَبَارِكْ لِى فِى رِزْقِى وَلَا تَفْتِنِى بِمَا زَوَيْتَ عَنِّى

     “Ya Allah, ampunilah dosaku dan luaskan bagiku dalam rumahku dan berkatilah aku dalam rezekiku dan janganlah Engkau timpahkan fitnah atasku dengan apa yang Engkau jauhkan dariku.”

     Usahakan mempertahankan wudu sebagainana diriwayatkan dalam hadis Qudsi; “Hai Musa, apabila engkau mengalami musibah sedang engkau tidak dalam keadaan berwudu, maka janganlah engkau menyalahkan kecuali dirimu.
Juga dalam sebuah hadis Nabi bersabda: “Tetaplah engkau dalam keadaan bersuci, niscaya dilapangkan rezeki bagimu.” Disebutkan oleh Al-Bujairami dengan menukil dari Sayyidi Mustafa A1-Bakri.

     Sumber; Kitab Muraqi U'bidiyah
loading...

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Cara Berwudhu Yang Benar Di lengkapi dengan Doa"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel