Adap Guru Kepada Murid
Maqalah Santri: Adab Adab seorang guru Jika engkau seorang alim, maka ada adab adab orang alim itu ada tujuh belas.
2. Tidak terburu-buru dalam segala urusan.
1. Menerima pertanyaan yang diajukan oleh murid-muridnya dan sabar atas hal itu.
2. Tidak terburu-buru dalam segala urusan.
3. Duduk dengan penuh wibawa disertai ketenangan dan menundukkan kepala.
4. Tidak bersikap sombong kepada semua manusia, kecuali terhadap orang-orang yang zalim dan terang-terangan menunjukkan kezalimannya untuk mencegah mereka berbuat zalim.
Karena bersikap sombong terhadap orang-orang yang sombong adalah sedekah seperti tawadhu' terhadap orang-orang yang bersikap tawadhu'.
5. Mengutamakan tawadhu' di tempat-tempat pertemuan dan majelis-majelis
6. Tidak bermain dan bercanda.
7. Menunjukkan kasih sayang kepada pelajar di waktu mengajarnya dan bersabar terhadap siswa yang tidak pandai bertanya tetapi mengaku mengetahui sesuatu sedang ia tidak mengetahuinya, yaitu engkau perlakukan dia dengan sikap dan perkataan yang baik.
8. Memperbaiki siswa yang bebal dengan bimbingan yang baik.
9. Tidak memarahi siswa yang bebal dan tidak menyindirnya.
10. Tidak sombong, tidak segan dan tidak malu mengatakan: "Saya tidak tahu atau mengatkan: "Wallahu Alam," jika masalahnya tidak jelas atau tidak diketahui.
Diriwayatkan dalam hadis bahwa seorang lelaki bertanya kepada Nabi "Negeri mana yang paling buruk?" Nabi menjawab: "Aku tidak tahu, aku akan menanyakannya kepada Jibril". Jibril menjawab: "Aku tidak tahu. Aku akan menanyakannya kepada Robbil izzah."
11. Memusatkan perhatian kepada penanya dan memahami pertanyaannya untuk menjawab masalahnya.
12. Menerima dalil yang benar dan mendengarkannya, meskipun dari lawan, karena mengikuti kebenaran adalah wajib.
13. Tunduk kepada kebenaran dengan kembali kepadanya ketika bersalah, sekalipun kebenaran itu dari orang yang lebih rendah kedudukannya.
14. Melarang siswa mempelajari ilmu yang membahayakan dalam agama seperti ilmu sihir, nujum dan ramal.
15. Melarang siswa dari mengharap selain rida Allah dan negeri akhirat dengan ilmu yang berguna.
16. Mencegah siswa dari menyibukkan diri dengan fardu kifayah sebelum menyibukkan diri dengan fardu ain, sedangkan fardu "ainnya adalah memperbaiki lahir dan batinnya dengan ketakwaan, yakni dengan menunaikan ibadat yang lahir dan batin dan menjauhi maksiat lahir dan batin sebagaimana disebutkan dalam kitab ini.
17. Mengutamakan memperbaiki diri sendiri sebelum menyuruh orang lain berbuat kebaikan dan sebelum melarang mereka berbuat kejahatan dengan bertakwa supaya diikuti amal perbuatan dan perkataannya oleh siswa.
Karena bukti perbuatan lebih kuat dari pada bukti perkataan.
Abul berkata:
Bila engkau menegur teman dan menyalahkannya
sedang engkau sendiri berbuat itu, maka
engkau pun tercela
mulailah dengan dirimu dan laranglah
dia dari penyimpangannya
bila engkau berhenti darinya, maka engkau pun
bijaksana
janganlah engkau melarang suatu perbuatan
tetapi engkau sendiri melakukannya
adalah besar kejelekanmu bila engkau melakukannya.
sedang engkau sendiri berbuat itu, maka
engkau pun tercela
mulailah dengan dirimu dan laranglah
dia dari penyimpangannya
bila engkau berhenti darinya, maka engkau pun
bijaksana
janganlah engkau melarang suatu perbuatan
tetapi engkau sendiri melakukannya
adalah besar kejelekanmu bila engkau melakukannya.
Sumber; Muraqi U'budiyah
loading...
0 Response to "Adap Guru Kepada Murid "
Posting Komentar